Saya tertegun membaca syarat-syarat penerimaan TNI AU tahun 2013. Isinya kira-kira sama dengan tahun-tahun sebelumnya, hanya saja saya tidak menyadari bahwa lulusan SMK penerbangan tidak bisa langsung mengikuti program perwira atau penerbang seperti teman-temannya dari SMA IPA. Lulusan SMK penerbangan harus puas dengan tawaran memulai karir militer dari posisi bintara saja.

Hal ini terbalik dengan cita-cita adik-adik atau anak-anak kita yang masuk ke SMK penerbangan dengan harapan mendapat kesempatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan pekerjaan di dunia penerbangan dibandingkan dengan teman-temannya yang mempunyai jurusan selain penerbangan.

Masih banyak yang berpikir bahwa lulusan SMK penerbangan akan menjadi pilot atau teknisi pesawat udara. Padahal masih banyak hal dan pengalaman yang harus dilalui untuk mendapatkan lisensi teknisi pesawat udara atau menjadi penerbang.

Lulusan SMK tidak punya lisensi, padahal di dunia penerbangan, dengan hanya modal ketrampilan dan pengetahuan saja tidak cukup, untuk mendapatkan kerja sebagai teknisi butuh pengakuan berupa lisensi.  Tanpa lisensi jika seorang lulusan SMK penerbangan ingin bekerja di bagian pemeliharaan pesawat udara, dia hanya bisa bekerja sebagai helper. Pembantu teknisi pesawat udara di lapangan. Tapi harus diingat juga, sebaliknya lisensi tanpa pengetahuan yang cukup juga tidak akan banyak berguna.

Berapa banyak helper yang dibutuhkan perusahaan penerbangan? Tidak banyak, sedangkan lulusan dari SMK penerbangan yang ada di seluruh Indonesia setiap tahun jumlahnya bertambah dengan pesat.

Bahkan SMK-SMK penerbangan ada yang relatif baru dibuka di kabupaten-kabupaten entah karena gengsi atau karena alasan lain. Sampai sini kita baru membicarakan jumlah lulusan, belum lagi kalau kita membicarakan mutu yang kadang mengenaskan. Hanya bermodalkan kerja praktek, siswa SMK penerbangan bisa mengenal pesawat sesungguhnya dan setelah selesai kerja praktek, mereka baru mulai bertanya-tanya di forum-forum, “apa yang harus saya tulis?”. Sedih sekali membacanya, bahwa kerja praktek hanya di isi dengan foto-foto yang diupload di media sosial tanpa tahu isi sebenarnya apa yang mereka harus ketahui.

Akhirnya saya mengambil kesimpulan,  bahwa berbeda dengan lulusan SMK jurusan lain yang lapangan pekerjaannya sangat luas seperti lulusan SMK mesin yang bisa kerja di bengkel, SMK grafika yang bisa buka  studio kecil-kecilan, apalagi SMK lain seperti akuntansi yang punya banyak lowongan pekerjaan di luaran, maka lulusan SMK penerbangan hanya bisa berharap mendapatkan pekerjaan dari perusahaan penerbangan yang jumlahnya sangat-sangat terbatas. Kecuali kalau mau bekerja di luar bidangnya.

Peran pemerintah

Pendapat saya pribadi: hentikan pembukaan SMK penerbangan baru. Lebih baik buka SMK lain seperti informatika, akuntansi dan lainnya yang bisa diserap oleh pasar dengan cepat.

Saya berharap TNI bisa membuat pintu masuk untuk jenjang karir yang lebih baik untuk lulusan SMK penerbangan.  Saya kurang paham dengan struktur organisasi TNI AU tapi yang saya tahu banyak sekali jabatan bidang teknik.  Berikan kesempatan pada lulusan SMK ini untuk masuk ke akademi militer atau kalau memang tidak bisa, mungkin TNI bisa menyiapkan program pendidikan tambahan sehingga mereka bisa memulai karir sebagai perwira teknik seperti rekan-rekannya yang lulusan SMA IPA, atau lulusan akademi lain biarpun tidak setara S1. Kalau SMA IPA bisa difasilitasi dengan sekbang (sekolah terbang) yang lulusannya menjadi perwira maka calon taruna lulusan SMK penerbangan mungkin bisa difasilitasi dengan pendidikan setingkat akademi teknik yang lulusannya bisa menjadi perwira teknik.

Dengan SMK penerbangan yang berlokasi di dekat bandar udara militer dan bahkan dibina oleh personel-personel TNI-AU saya berharap hal di atas akan lebih mudah untuk diakomodasi oleh TNI-AU terutama dengan program bina potensi dirgantaranya.

Untuk siswa SMK penerbangan

Untuk siswa yang sudah mengikuti pelajaran di SMK penerbangan, jangan khawatir, yang perlu anda lakukan adalah banyak belajar. Banyak lulusan SMK penerbangan yang sukses. Pastikan anda mengikuti langkah mereka.

Pelajaran di kelas tidak cukup untuk bersaing di dunia luar. Kenali lapangan pekerjaan yang ada. Biarpun anda masih berada di tahun pertama di SMK penerbangan, cari tahu apa yang akan anda kejar setelah lulus SMK. Buka website maskapai dan perusahaan dirgantara lain, cari tahu apa syarat bekerja di sana. Jangan buka pakai ponsel, tapi buka dengan komputer, kalau tidak punya komputer, buka di warnet.

Kalau mampu ikuti kursus-kursus seperti bahasa Inggris, dan lainnya untuk menambah daya saing anda sendiri. Kalau tidak mampu, saya yakin anda mampu beli kamus bahasa Inggris yang bisa dipergunakan untuk membantu pemahaman pada waktu membaca buku-buku penerbangan berbahasa Inggris.

Banyak baca buku penerbangan terutama yang berbahasa Inggris akan membantu anda mendapatkan pekerjaan karena wawasan yang luas akan membantu proses tes tulis dan wawancara/interview dengan perusahaan penerbangan.

Lapangan pekerjaan di dunia penerbangan tidak hanya menjadi teknisi pesawat udara. Kalau belum punya kesempatan mendapatkan pekerjaan sebagai helper, coba cari pekerjaan lain yang mungkin dibutuhkan di bandar udara seperti di perusahaan Ground Support. Perusahaan-perusahaan ini melayani pesawat milik maskapai di bandar udara baik untuk pemeliharaan pesawat ataupun fasilitas di bandar udara.

Langkah selanjutnya cari tahu maskapai dan perusahaan teknik penerbangan yang biasa memberi pelatihan dan kontrak kerja. Pada saat tulisan ini dibuat, maskapai Lion Air dan Garuda Maintenance Facility adalah dua institusi yang giat merekrut lulusan SMK untuk dijadikan teknisi pesawat udara.

Semudah itu? Sama sekali tidak. Seluruh lulusan dari seluruh Indonesia bersaing dengan sangat-sangat ketat untuk mendapatkan kesempatan ini. Bahkan kedua institusi tersebut di atas menerima SMK teknik jurusan apa saja. Tidak terbatas SMK penerbangan.  Sekali lagi, saingan anda bukan hanya dari lulusan SMK penerbangan.

Bagaimana kalau anda hanya lulus tanpa memperkaya diri sendiri dengan ilmu penerbangan? Hanya anda yang bisa merasakan deritanya.
Semoga tulisan ini bisa memacu semangat siswa-siswa SMK untuk bersaing di dunia kerja yang makin kompetitif. 

Saya percaya moto: SMK BISA! tapi tentunya dengan cara yang realistis dan tidak ringan....