Tilim Tjuatja hlo member ilmuterbang, ada yang bisa bantu tidak?
kalau aircraft Airbus A320-200 sedang 'refuelling process w/ 1 engine run' , apakah pesawat sedang dalam keadaan transit w/ passengers, tanpa passengers atau kedua" nya ya?
karena setahu saya jika aircraft dalam proses refuelling w/ 1 engine run, pastinya aircraft siap untuk take off immediatelly.

please CMIIW. 

 

Jawab:

Halo Tilim,

Kita bahas satu-satu ya. Pertama refuel adalah proses isi bahan bakar. Sama dengan proses pengisian bahan bakar mobil atau motor, mesin sebaiknya atau seharusnya dimatikan. Alasan utamanya karena uap bahan bakar yang mudah terbakar dan sesuatu tentang listrik statik dan lain-lain yang dapat memicu kebakaran.

Sekarang tentang bagaimana proses refuelling di pesawat. Ada beberapa prosedur yang tidak diatur secara detail di peraturan keselamatan tapi harus ada dan diatur di manual pesawat dan/atau manual perusahaan yang bersangkutan. Contohnya di Indonesia CASR 121.135.18

"(18) Procedures for refueling aircraft, eliminating fuel contamination, protection from fire (including electrostatic protection), and supervising and protecting passengers during refueling."

Yang di atur dalam manual-manual ini biasanya adalah: 

  1. Safety precaution untuk proses refuelling.
  2. Refuelling and defuelling with pax on board or when embarking or disembarking.
  3. Refuelling with one engine running.

Sekarang kita bahas dulu tentang starting mesin pesawat, terutama pesawat turbin. Untuk menyalakan mesin turbin (turbofan/turbojet/turboprop) selain bahan bakar, dibutuhkan tenaga pneumatik, atau sederhananya tekanan/tiupan udara untuk memutar turbin dan juga tenaga listrik untuk menyalakan bahan bakar.

 

Tenaga pneumatik dan listrik ini biasanya disediakan oleh:

  1. Mesin pesawatnya sendiri pada waktu terbang atau.
  2. APU (Auxilliary Power Unit) yang ada di pesawat, atau
  3. Sumber tenaga di darat berupa:
    1. Ground Power Unit yang ada di darat yang berfungsi sebagai generator listrik, dan
    2. Air StarterUnit, seperti APU yang dapat meniupkan cukup tenaga untuk memutar turbin.

Di sini bisa kita lihat jika pada suatu hari, pada sebuah pesawat APU yang ada rusak atau tidak tersedia (dilepas), maka pihak layanan di darat harus menyediakan alat-alat yang ada di nomor 3 untuk bisa start mesin pesawat tersebut.

Bagaimana jika dalam keadaan tidak ada APU ternyata juga tidak ada GPU dan air starter unit di darat? Dalam kondisi tidak biasa ini, yaitu pada waktu nomor 2 dan nomor 3 semuanya tidak tersedia  (APU, GPU, Air starter semuanya rusak atau tidak ada) maka pilihan satu-satunya adalah starting menggunakan salah satu dari mesin pesawat itu sendiri. Karena jika semua mesin mati tidak akan bisa distart kembali. Jadi waktu pesawat sampai di tujuan, salah satu mesin dibiarkan hidup sebagai sumber tenaga untuk menyalakan mesin yang lain.

 
Kembali ke pertanyaan, masalah bertambah kompleks pada waktu setelah mendarat pesawat harus refuel, menambah/mengisi bahan bakar. Aturannya tidak boleh mengisi bahan bakar pada waktu mesin menyala. Jadi dibuat aturan khusus di tentang refuelling with engine running yang pada pesawat Airbus A3xx, aturan untuk refuelling with engine running ada di manual FCOM 2 bagian Loading:

Before the start of refuelling with one engine running, the following conditions must be met :

  • Airport authorisation is obtained and fire trucks are positioned at the aircraft during the entire refuelling procedure.
  • Disembark all passengers.
  • One flight crew member has to monitor from the cockpit all systems and the engine running, for the entire duration of the operation.
  • A qualified ground crew member has to be present at the fuelling station, to operate refuel valve switches.
Note: The refuelling system must be fully operational. The overwing filling is not permitted.
 
Jadi bisa kita lihat di atas, bahwa pada saat melakukan refuelling dengan kondisi salah satu mesin tetap menyala tidak diperbolehkan ada penumpang di dalam pesawatnya.

Pemadam kebakaran harus ada pada waktu refuel dengan mesin menyala