Ada angin kencang dan hujan lebat artinya ada thunderstorm..hmmm benarkah?.. atau ada thunderstorm lah yang mungkin akan menghasilkan angin kencang dan hujan lebat? Kira-kira begitu percakapan saya dengan seorang teman. Beliau menyatakan kalimat pertama dengan melihat sesuatu dari gejalanya, dan menyimpulkan sesuatu dari gejalanya. Sedangkan saya berpendapat dengan kalimat kedua lebih tepat karena ada fenomena dan sifat alam, lalu ada hasil yang kita rasakan. Salahkah pendapat saya? Tidak ada yang tahu, lagipula kami berdua bukan orang yang belajar meteorologi secara khusus. Siapa yang peduli?
Saya hanyalah seorang supir yang melihat cuaca dari jendela kendaraan saya dan menyimpulkan apa yang terjadi dan akan terjadi berdasarkan penglihatan saya dan laporan serta ramalan cuaca yang diberikan oleh orang-orang yang ahli pada bidangnya yaitu meteorologi.
Tapi sebelum saya menjadi dukun yang menyimpulkan hasil penglihatan saya melalui jendela dan bantuan wangsit dari para ahli, maka saya kira saya perlu memahami beberapa hal agar pembacaan saya tidak salah karena wangsit atau petunjuk dari para ahli ini berbentuk angka-angka yang cukup misterius.
Kenapa saya harus mengenali cuaca dan harus memperkirakan apa yang akan terjadi dengan cuaca ini? Jawabannya sangat sederhana, kendaraan saya melaju di atmosfir bumi dan cuaca ini adalah keadaan atmosfir bumi yang mempengaruhi laju kendaraan saya.
Cuaca itu sebenarnya sangat rumit dan sulit dimengerti
Bayangkan jika bumi:
- bulat sempurna,
- tidak berputar,
- tidak bergerak sama sekali,
- tidak ada gaya tarik gravitasi,
- tidak ada panas pusat bumi,
- tidak mendapatkan panas dari sebuah bintang yang bernama matahari
maka mungkin cuacanya akan mudah ditebak:
- gelap,
- suhunya tetap dingin secara absolut,
- tidak ada angin,
- tidak ada siang,
- tidak ada malam,
- waktu seolah berhenti.
Jangankan air yang merupakan salah satu sumber kehidupan, bahkan gas seperti oksigen, nitrogen dan lainnya pun tidak mau menempel di bumi ini, karena tidak ada yang menarik mereka untuk tetap lengket, lekat di kulit bumi.
Mari kita tambahkan gravitasi yang diciptakan Tuhan YME, maka air yang juga diciptakan entah dari mana, akan menempel pada bumi, kita menyebutnya tergenang.
“ Lihat ada genangan air ! dan lihat kalau kita ambil dia akan mengalir dari atas ke bawah”.
Itu adalah kerja gravitasi. Apa lagi kerja ciptaan Allah yang tak terlihat ini? Ternyata jika airnya bertambah banyak, makin deras dia bergerak dari atas sampai bawah. Hmm ternyata gravitasi menghasilkan sesuatu yang oleh manusia modern disebut berat. Makin banyak benda tersebut berkumpul makin banyak beratnya, atau lebih tepat massanya.
Dengan beratnya, maka air akan mengalir ke bawah sampai dia tidak bergerak lagi karena terhalang sesuatu seperti batuan. Gerakan ini juga berupa gerakan horisontal, mendatar, sehingga permukaan air akan menjadi rata. Tidak pernah kan melihat permukaan air yang tidak rata? Kecuali jika air itu dikocok oleh sebuah gaya.
Setelah semua air mengalir ke bawah maka terjadi kesetimbangan. Tidak ada air yang akan mengalir lagi, semua sudah ada di bawah dan akan tertahan oleh bumi yang padat dan bulat sempurna. Mari kita bayangkan permukaan bumi menjadi tidak rata, maka genangan air akan mengikuti bentuk permukaan bumi dan tercerai berai. Genangan yang sangat luas kita sebut samudra, yang lebih kecil dari samudra disebut laut, yang tidak terlalu luas disebut danau dan yang kecil disebut kolam.
Begitu pula jika sang Pencipta memberi kita hal yang baru lagi yang kita sebut gas. Mari kita sebut dengan nama gas 1. Gas 1 ini lebih ringan dari air. Karena ringan tapi ada gravitasi maka gas ini akan bergerak ke kanan ke kiri, ke atas dan ke bawah. Batas atas gas tersebut adalah batas kemampuan gravitasi menahan gas tersebut agar tidak lepas dari permukaan bumi. Karena berbeda dengan air bahwa gas itu sangat ringan, maka gas ini akan bergerak ke segala arah untuk mengisi volume yang ada.
Karena lebih ringan dari air, gas ini akan menempati ruangan di atas air.
Bagaimana kalau kita tambahkan gas kedua (gas 2) yang lebih berat dari gas 1 tapi lebih ringan dari air? Gas 2 akan mengalir ke bawah dan bergerak di antara gas 1 yang lebih ringan dan menjadi sebuah lapisan tersendiri di bawah gas 1.
Akankah gas 2 mengalir ke bawah menembus air? Seperti ketika gas 2 mengalir ke bawah menembus gas 1? Tidak, karena air lebih berat dari gas 2, maka jika ada air yang ditaruh di atas gas 2, airlah yang akan bergerak menembus gas 2.
Hey… ada kata baru untuk peristiwa itu: tumpah.
Mari kita misalkan lagi ada rejeki baru dari sang Pencipta. Tuhan menciptakan sebuah bintang yang dekat dengan bumi, dan bersinar dengan panasnya yang kita sebut matahari.
Gas yang ada di sisi menghadap matahari akan menjadi hangat.
Terjadi hal yang mengagumkan, gas yang hangat dan gas yang dingin akan saling berbagi energi panas dari matahari tersebut. Begitu juga terjadi pada air. Ada perpindahan energi dari yang hangat ke yang dingin. Hal ini akan berakhir sampai terjadi kesetimbangan.
Kalau tadi gaya gravitasi memberi kesetimbangan pada gerakan air dan gas, maka sekarang perpaduan antara panas dan dingin akan mencapai kesetimbangan, tentunya dengan permisalan tenaga panas mataharinya diterima secara konstan di seluruh permukaan bumi.
Gas yang dipanaskan ternyata memuai dan berkurang kerapatannya, maka udara dingin akan masuk mengisi dan pergerakan gas yang terjadi ini kita sebut angin.
Nah, sekarang bagaimana jika ada sebuah kekuatan yang membuat bumi kita berputar di porosnya seperti sebuah gasing dengan kecepatan tetap.
Ingat, bahwa semua cerita di atas adalah permisalan.
Maka dengan kondisi di atas, bumi akan berputar dan air akan mengikuti putaran bumi, gas pun akan mengikuti perputaran bumi. Karena gas tidak terlalu lengket pada permukaan bumi maka mungkin partikel-partikel gas tersebut akan sedikit tertinggal, kecepatannya akan sedikit lebih pelan daripada kecepatan bumi. Jadi gas-gas ini akan bergerak karena panas dari matahari, dan juga mendapat gerakan dari putaran bumi. Angin yang terjadi makin rumit.
Mari kita simpulkan, dengan hanya 3 benda (air, gas 1 dan gas 2) saja, perpindahan energi dan perpindahan tempat dari ketiga benda tersebut sekarang sudah makin rumit.
Mari kita tambah kerumitannya dengan kemampuan air berubah bentuk. Ternyata air berubah bentuk sesuai dengan energi yang dibawanya. Jika tidak ada energi panas, maka air akan berubah menjadi padat dan sebaliknya jika dipanaskan akan berubah menjadi gas. Kerumitan gas bertambah dengan gas no 3 yang sebenarnya adalah air yang berubah bentuk.
Sejauh ini hanya ada air dan 2 gas di bumi, serta gravitasi dan sebuah bintang.